Partai Golkar mengatakan pihaknya menolak sistem proporsional tertutup karena mengutamakan demokrasi.
Pernyataan tersebut kembali ditegaskan Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto saat membuka Rapat Koordinasi Teknis (Rakornis) Partai Golkar Wilayah Sumatera Bagian Utara di Pekanbaru, Riau, Sabtu (21/1).
Ia menjelaskan bahwa pihaknya telah menginsiasi sikap untuk menolak Sistem Proporsional Tertutup.
Hal itu dilakukan Partai Golkar bersama delapan fraksi yang ada di parlemen.
Adapun delapan fraksi tersebut mencakup semua parpol di parlemen kecuali PDI Perjuangan.
Dalam penuturannya, Airlangga mengatakan bahwa Partai Golkar memiliki pengalaman panjang dalam Pemilu dengan Sistem Proporsional Tertutup di era Orde Baru.
"Kita berpengalaman menangani berbagai pemilu dengan pemilihan tertutup di era Orde Baru bahkan di era reformasi di tahun 2004 Golkar juaranya. Tetapi kami ingin menjaga demokrasi,” terang Airlangga dikutip dari Kantor Berita Politik RMOL pada Sabtu (21/1).
Airlangga juga menjelaskan bahwa saat ini, Partai Golkar bersama mayoritas fraksi di parlemen sepakat tidak mengubah UU 7/2017 untuk mempertahankan Sistem Proporsional Terbuka.
“Jadi kita sudah ada komitmen antarpartai politik tidak setiap tahun, aturan pemilu diubah-ubah. Jadi tentu ini kita harus dijalankan secara konsisten apalagi kalau istilah di sepak bola peluit sudah diberikan,” pungkasnya.