Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri membocorkan sosok calon pemimpin ideal sebagai capres dalam Pemilu 2024.
Megawati menekankan pentingnya kesetaraan gender dengan mengatakan bahwa perempuan dan laki-laki memiliki kemampuan yang sama memimpin Indonesia dalam pidato perayaan HUT PDI Perjuangan ke-50 di JIExpo Kemayoran, Jakarta Pusat, Selasa (10/1).
Sebagai satu-satunya fraksi parlemen yang setuju pemilu dengan Sistem Proporsional Tertutup, PDI Perjuangan secara gamblang belum mengumumkan nama capresnya dalam Pemilu 2024.
Menanggapi hal tersebut, pengamat politik Jamiluddin Ritonga membaca pidato Megawati mengarah kepada sang putri Puan Maharani. Apalagi salah satu bagian pidato Megawati yang membahas kepemimpinan perempuan.
"Sinyal capres itu kiranya mengarah kepada putri kesayangannya, Puan Maharani. Hal itu tampaknya memperjelas adanya keinginan untuk melanggengkan trah Soekarno berkuasa di pemerintahan," jelas Jamiluddin dikutip dari Kantor Berita Politik RMOL, Rabu (11/1).
Jika perkiraannya benar, akademisi komuniskasi politik di Universitas Esa Unggul Jakarta ini menuturkan bahwa hal tersebut akan berdampak pada peluang Ganjar Pranowo untuk maju sebagai capres.
Dalam penuturannya, ada dua skema yang disampaikan Jamiluddin terkait kemungkinan posisi Ganjar dalam Pemilu 2024.
Pertama, Ganjar berpeluang menjadi cawapres mendampingi Puan jika PDIP tidak berkoalisi dengan partai lain dalam mengusung pasangan capres.
Namun, bagi Jamiluddin peluangnya relatif kecil melihat hubungan Puan Maharani dan Ganjar Pranowo yang tidak harmonis dan sulit dipulihkan.
Skema kedua, Ganjar maju sebagai capres dengan pindah ke partai lain. Salah satu koalisi yang berpeluang besar mengusung Ganjar disebut Jamiluddin adalah KIB. Yaitu Ganjar akan dipasangkan sebagai cawapres mendampingi Airlangga Hartanto.
"Bisa juga, posisinya dibalik, Ganjar capres sementara Airlangga cawapres. Peluang terakhir ini bisa saja terjadi bila Istana ikut campur," pungkas Jamiluddin.