Partai Nasional Demokrat (Nasdem) tidak membenarkan bahwa safari politik Anies Baswedan di sejumlah daerah disebut sebagai kampanye politik.
Diketahui bahwa Partai Nasdem sebelumnya telah mendaulat Anies Baswedan sebagai bakal calon yang akan diusung pihaknya dalam percaturan Pilpres 2024.
Jelang akhir tahun 2022, mantan Gubernur DKI Jakarta tersebut melakukan safari politik ke berbagai daerah di Indonesia, termasuk Aceh dan Pekanbaru.
Safari politik ini kemudian dilaporkan oleh Aliansi Pemuda Cinta Demokrasi (APCD) ke Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) sebagai dugaan pelanggaran pemilu.
APCD menilai kegiatan tersebut sebagai tindakan curi stasrt kampanye Anies sebagai Capres 2024 dan dapat berdampak buruk terhadap demokrasi dalam negeri termasuk menimbulkan kecemburuan sosial dari berbagai pihak lain.
Laporannya sudah masuk ke Bawaslu, dan APCD meminat Bawaslu bertindak tegas.
Menanggapi hal tersebut, Ketua DPP Partai Nadem Willy Aditya menyanggah tuduhan dari laporan tersebut.
"Yang selama ini dilakukan hanya mengenalkan Pak Anies kepada masyarakat. Anies juga baru capresnya Nasdem. Lalu dimana kampanyenya?" kata Willy Aditya dikutip dari Kantor Berita Politik RMOL Kamis (8/12).
Pria yang karib disapa Willy ini juga meluruskan safari politik Anies ke Aceh yang dituding dilakukan di tempat ibadah.
"Anies dan Partai Nasdem tidak pernah menggunakan tempat beribadah untuk berkampanye. Kalau kebetulan shalat, menjalankan ibadah di tempat itu lalu masyarakat datang untuk bersua dan sekadar swafoto, apa yang salah?" kata Willy.
Willy dalam keterangannya menegaskan bahwa safari politik Anies adalah satu hal yang bertolak belakang dengan laporan yang disampaikan APCD ke Bawaslu RI.
"Kalau kemudian sambutannya luas dan besar ya itu artinya masyarakat sedemikian rindu sosok seperti Pak Anies," pungkasnya.