Partai Persatuan Pembangunan (PPP) tengah berbenah untuk menghadapi Pemilu 2024. Namun, masih ada dinamika yang terjadi di internal mereka, khususnya terkait calon presiden yang diusung.
Analis Politik Arifki Chaniago mengatakan beda sikap dapat menjadi bumerang yang berdampak pada nasib partai berlambang Ka'bah itu di Parlemen.
"Plt Ketua Umum PPP, Mardiono yang telah menyatakan dukungannya terhadap Ganjar Pranowo sebagai capres, didukung oleh beberapa daerah yang ikut mendeklarasikan dukungannya terhadap Ganjar. Namun, pada sisi lainnya ada juga beberapa daerah yang menyatakan dukungan capres kepada Anies Baswedan," kata Arifki dalam keterangan pers diterima, Selasa (8/11/2022).
Menurut dia, apa yang terjadi di tubuh PPP bak mengulang peristiwa yang sama di Pemilu 2019. Jika diingat, kala itu PPP mendukung Jokowi sedangkan basis pemilihnya lebih dekat dengan kelompok yang mendukung Prabowo.
Resikonya, PPP hampir gagal masuk parlemen saat Pemilu 2019.
"PPP dukung Ganjar sebagai capres pilihan realistis karena salah satu kandidat capres yang memiliki populeritas yang bagus untuk Pilpres 2024. Tetapi, apakah pemilih PPP lebih dekat Ganjar atau capres lainnya? Pemilu yang dilaksanakan secara serentak, PPP tentu tidak hanya memperhatikan capres yang didukung, namun juga dampaknya terhadap suara partai," tutur Arifki.
Dia meyakini, PPP tengah berada dalam pilihan sulit, sebagai salah satu anggota partai koalisi pemerintahan yang kadernya ada di kabinet Jokowi, maka mendukung calon presiden diluar pemerintahan menjadi pilihan yang dilematis.
"Apalagi PPP juga sudah mendeklarasikan koalisi dengan Golkar dan PAN dibawah Koalisi Indonesia Bersatu (KIB),” jelas Arifki.