Pengamat politik dari LIMA Indonesia, Ray Rangkuti meyakini bahwa keretakan hubungan antara NasDem dan Presiden Joko Widodo buntut pencapresan Anies Baswedan hanya tinggal menunggu waktu.
Ray membeberkan lima alasan keretakan hubungan keduanya bukan isapan jempol. Sebab, tanda-tandanya menurut dia sudah ditunjukkan Jokowi usai deklarasi tersebut.
"Ini soal waktu aja. Apakah sekarang atau nanti di akhir 2023. Tapi paling lama itu Februari 2023, itu akan kelihatan retaknya," kata Ray di diskusi Para Sybdicate, dikutip Jumat (28/10/2022).
Pertama, menurut dia, Jokowi sempat menolak menanggapi deklarasi tersebut saat ditaya awak media tak lama usai deklarasi. Kala itu, Jokowi bungkam dengan alasan masyarakat masih berduka usai insiden Kanjuruhan, Malang dua hari sebelumnya.
"Itu jawaban yang sebetulnya sangat dalam dengan mengaitkan situasi politik dengan bencana. Yang saat itu tengah terjadi di Kanjuruhan, Malang," kata Ray.
Kedua, PDIP bereaksi keras soal deklarasi Anies oleh NasDem. Menurut dia, reaksi itu juga berhubungan dengan Jokowi sebab beberapa hari sebelumnya Jokowi sempat bertemu Megawati pada 8 Oktober di Batu Tulis, Bogor.
Ketiga, terang Ray, Jokowi sempat memastikan dirinya akan kembali merombak jajaran kabinet. Menurut Ray, Jokowi selama delapan tahun terakhir selama menjadi presiden tak pernah terang-terangan memastikan bakal merombak kabinet.
Dalam beberapa kali kesempatan, Jokowi biasanya tak secara eksplisit menyatakan reshuffle.
"Tapi ketika ditanya oleh kawan-kawan media beberapa hari setelah deklarasi itu, beliau dengan tegas mengatakan iya akan saya reshuffle," kata aktivis '98 itu.
Keempat, pernyataan Jokowi saat menghadiri HUT Golkar ke-58 di Ji-Expo, Kemayoran pekan lalu (21/10/2022). Kala itu, Jokowi meminta agar Golkar dan KIB tak perlu buru-buru mendeklarasikan capres.
Terakhir, bahasa tubuh Jokowi saat menolak pelukan Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh masih di acara yang sama. Keduanya diketahui ikut hadir di puncak HUT Golkar. Jokowi terlihat menghindar saat hendak dipeluk Paloh.
"Cukup lima bahasa tubuh dan lisan menandakan bahwa situasi batin Pak Jokowi dalam kondisi yang betul sangat merasa terpukul dengan deklarasi oleh NasDem itu," kata Ray.
Namun begitu, Ray menilai ketidaksukaan Jokowi pada deklarasi itu bukan menolak Anies sebagai capres. Namun, deklarasi itu dianggap akan meningkatkan intensitas politik di waktu yang tidak tepat.