Hiruk pikuk politik menuju Pilpres 2024 diramaikan dengan berterbarnya analisa pengamat politik. Salah satunya utak atik kandidat cawapres pendamping Anies Baswedan.
Ketua Umum Barisan Rakyat Andika Presiden Indonesia (Bara API), Adi Kurniawan menanggapi analisa pengamat soal cawapres yang condong berduet dengan Anies. Adi bilang dari dinamika saat ini, Anies faktanya sebagai capres pilihan Nasdem.
"Faktanya, Anies Baswedan adalah Capres pilihan Nasdem. Prinsip ini harus kita kita pegang terlebih dahulu," kata Adi, dalam keterangannya, dikutip Jumat (21/10/2022). Namun, dia mengatakan untuk saat ini tak ada capres yang definitif yang resmi didukung koalisi partai politik.
Adi menekankan demikian karena syarat mengusung capres dan cawapres atau presidential threshold (PT) mesti 20 persen. "Definitif artinya resmi didukung sejumlah partai parlemen dan memenuhi ambang batas 20 persen, itu belum ada. Ini faktanya," jelas Adi.
Bagi Adi, dengan dinamika peta politik yang masih cair maka kemungkinan figur lain muncul jadi capres terbuka. Dia menyebut sosok yang punya peluang itu adalah Panglima TNI Andika Perkasa. Ia bilang eks Kepala Staf TNI AD (KSAD) itu masih berpotensi mengubah jalannya Pilpres 2024.
"Peta Politik nasional, khususnya pada Pilpres 2024 nanti masih sangat mungkin untuk berubah," jelas Adi. Dia mengatakan Andika cawapres selama ini berdasarkan analisa dari pengamat.
"Sosok Panglima TNI Andika Perkasa yang digadang-gadang pengamat sebagai cawapres, sangat mungkin menjadi capres," tuturnya.
Pun, dia menambahkan alasan figur militer dinilai pas memimpin RI di tengah situasi politik dunia hari ini. Ia menyinggung eskalasi global imbas memanasnya Rusia melawan Ukraina yang didukung negara Barat masih memunculkan geopolitik tak menentu.
"Imbas dari meningkatnya eskalasi konflik antara Rusia dan Barat, membuat situasi geopolitik saat ini tak menentu dan mencekam," sebut Adi. Adi khawatir imbas ekses dari konflik itu, secara perlahan akan mengusik kedaulatan negara RI bila gagal diantisipasi.
"Dan figur yang tepat dengan kondisi itu hanyalah pemimpin yang berlatar belakang militer," ujar eks pimpinan relawan Jokowi tersebut.