Kandidat calon presiden (Capres) dan partai politik (Parpol) yang hanya memikirkan masalah logistik dikritik oleh Wakil Ketua Umum Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Indonesia, Fahri Hamzah.
Menurut Wakil Ketua DPR Periode 2014-2019 dalam upaya memenangi Pemilu 2024, baik itu Pemilihan Presiden (Pilpres) maupun Pemilihan Legislatif (Pileg) tidak boleh berbasis logistik semata.
Apalagi, kata Fahri Hamzah, kondisi ekonomi pada 2023 secara global mengalami resesi, termasuk ekonomi Indonesia yang diprediksi juga akan suram.Fahri Hamzah mengatakan seharusnya para elite yang ingin jadi Capres memikirkan bagaimana cara merebut hati rakyat, dan memfasilitasi aspirasi atau kehendak rakyat yang telah memberikan mandat.
"Semakin cerdas mereka, seolah-olah cara memenangkan Pemilu itu cuma persoalan teknis, hanya sekadar dengan logistik saja," kata Fahri Hamzah dalam Gelora Talk bertajuk 'Waspada Resesi Ekonomi 2023 Mengintai, Bagaimana Kesiapan Indonesia?'.
"Rekonstruksi cara memenangkan hati rakyat tidak dimengerti," katanya, dikutip Jumat (21/10/2022). Fahri menegaskan, cara berpikir para kandidat Capres dan Parpol itu hanya mencoba untuk kritis.
Mereka berpikir seolah-olah kalau ada sumber daya alam hanya terkait dengan pendapatan daerah, pendapatan negara, perekonomiam nasional dan growth (pertumbuhan) yang tinggi.
"Kalau soal growth tertinggi, sebenarnya daerahnya Lukas Enembe yang sekarang menjadi tersangka. Di bawahnya ada daerah nikel, batubara dan seterusnya. Tetapi kantong-kantong kemiskinan juga ada di sini, inilah yang jadi anomali. Ayo kita memikirkan rakyat, melakukan perubahan di Pemilu 2024," tegasnya.