Wakil Ketua Umum PAN Yandri Susanto mencontohkan sikap partainya menjelang Pilpres 2019. PAN mundur dari kabinet karena akan mendukung Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto yang berseberangan dengan Presiden Joko Widodo pada Pilpres 2019.
Hal ini menanggapi isu NasDem keluar dari koalisi dan direshuffle dari kabinet. Yandri bicara pengalaman PAN ketika Asman Abnur langsung mundur sebagai Menteri PAN-RB karena tidak sejalan dengan pemerintahan.
Menurutnya, keberlangsungan kabinet harus diwarnai dengan komitmen partai politik koalisi pemerintah untuk mendukung Jokowi sampai 2024.
"Itu menjadi sebuah patokan evaluasi pak Jokowi sebenarnya. Karena PAN pernah pengalaman dulu PAN gabung dengan pak Jokowi. Ketika PAN tidak mendukung Pak Jokowi bang Asman keluar dari menteri, mengundurkan diri. Itu contoh yang baik," ujar Yandri di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, dikutip Kamis (20/10/2022).
Yandri mengaku tidak ingin mendorong NasDem untuk mencontoh langkah PAN dulu. Ia bilang, akan elegan mundur sendiri daripada dimundurkan bila tidak lagi sejalan dengan pemerintahan Jokowi.
"Jadi PAN elegan kalau misalnya sudah tidak sejalan dengan Pak Jokowi sudah tidak bisa seiring sejalan, PAN dulu mundur tidak dimundurkan. Nah ini bisa kejadian mundur atau dimundurkan oleh pak Jokowi bilamana ada parpol mungkin tidak sejalan dengan pak Jokowi bisa jadi kan," ujar Yandri.
PAN menyerahkan sepenuhnya kepada Presiden Jokowi untuk kocok ulang kabinet. Termasuk juga mengevaluasi kembali koalisi pemerintah.
"Kalau menurut pak Jokowi ini koalisi perlu dikurangi ya terima, tidak bisa juga ini kan atau dipertahankan ya terima juga. Intinya kita serahkan penuh kepada pak Jokowi," kata Yandri.
Sebelumnya, Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh menyatakan, banyak tantangan dan kritikan ditujukan ke pihaknya pasca deklarasi capres Anies Baswedan. Bahkan, ada yang meragukan nasionalisme NasDem.
"Ada bahkan yang mempertanyakan eksistensi kita sebagai institusi partai politik yang dikatakan partai nasionalis, seakan akan meragukan nasionalisme nasdem," kata Paloh pada acara NasDem Memanggil, Senin (17/10).
Bahkan, NasDem menyebut, ada parpol yang mendesak dan meminta Presiden Joko Widodo agar mengeluarkan NasDem dari koalisi pemerintahan karena telah mendeklarasikan Anies.
"Ada yang menyatakan supaya mendesak kita meminta kepada presiden, keluarkan NasDem dari koalisi pemerintahan," kata Paloh.