Wakil Gubernur (Wagub) Sumatera Utara Musa Rajekshah menceritakan perjalanan politiknya saat diminta mendampingi Edy Rahmayadi di Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Sumut tahun 2018 lalu hingga menjadi Ketua DPD Golkar Sumut.
Pada tahun 2016 lalu ternyata Edy Rahmayadi masih aktif sebagai perwira TNI Angkatan Darat sudah ada ada keinginan dan niat maju di Pilkada Sumut 2018. Mantan Pangkostrad itu kemudian meminta dan mengajak Musa Rajekshah mendampingi dirinya sebagai calon Wakil Gubernur Sumut.
"Pak Edy mau maju (di Pilgub 2018) dan meminta saya untuk jadi Wakil Gubernur. Waktu itu saya bertahan dua tahun tidak mau," kata Musa yang akrab disapa Ijeck saat menjamu kehadiran pengurus DPD Demokrat Sumut di Kantor Golkar Sumut di Jalan Jenderal Sudirman, Kota Medan, dikutip Selasa (18/10/2022).
Ijeck mengakui dirinya memiliki kedekatan dengan mantan Pangkostrad itu. Meski ia berlatarbelakang seorang pengusaha namun awalnya tidak ada berpikiran untuk berpolitik. Tapi seiring berjalan, dia terus dirayu Edy Rahmayadi untuk mendampingi di Pilgub Sumut 2018.
"Sangat dekat, seiring berjalannya waktu akhirnya saya luluh. Saya minta izin orang tua, saya juga umrah dan istikharah," kata Ijeck sembari mengungkapkan menerima tawaran dan rayuan Edy Rahyamadi untuk maju di Pilgub Sumut dengan akronim pasangan Eramas (Edy Rahmayadi dan Musa Rajekshah).
Akhirnya, Eramas memenangkan Pilkada Sumut tahun 2018 dengan rival Djarot Syaifullah dan Sihar Sitorus yang diusung PDI Perjuangan dan PPP. Edy Rahmayadi dan Ijeck dilantik Presiden Joko Widodo sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur Sumut. Tidak sampai di situ saja, Ijeck mengungkapkan dia diminta dan diperintahkan oleh Edy Rahmayadi untuk menjadi ketua partai politik. Lagi-lagi, Ijeck menolaknya.
"Makanya saat diminta (Edy Rahmayadi) untuk menjadi Ketua partai lagi saya bilang cukuplah. Nanti tak ada waktu saya sama anak cucu saya. Nanti keluarga saya jadi tak terurus. Duit pun tak jelas dari mana datangnya. Mau ngurus partai dari mana lah uang saya lagi," kata Ijeck.
Ijeck malah menyarankan Edy Rahmayadi untuk sebagai ketua partai politik di Sumut. Namun mantan Ketua Umum PSSI itu juga menolak dan terus menyarankan Ijeck untuk menjadi Ketua partai politik di Sumut.
"Abang (Edy Rahmayadi) saja lah yang jadi Ketua partai saya bilang. Tapi ini betul ini saya sampaikan, kalau pak Edy lupa nanti saya yang sampaikan ke beliau. Saya sampaikan sudah lah bang saya enggak mau menjadi di pemerintahan lagi," ucap Ijeck.
"Sekarang sudah masuk (partai politik), bukan berarti saya mau meninggalkan tanggung jawab saya, tidak. Saya akan mempertanggungjawabkan, dunia akhirat karena masyarakat memilih," kata dia.
Alasan Ijeck menolak menjadi Ketua partai politik kata dia karena tidak ingin ambisi politik yang berujung fitnah menjadi ketua partai politik di Sumut untuk memuluskan dirinya maju sebagai calon Gubernur di Pilkada Sumut tahun 2024.
"Abang saja saya bilang, saya ini wakil abang nanti di luaran muncul fitnah, dikira orang saya mau maju lagi jadi Gubernur. Abang ajalah. Nanti kita di gosok-gosok orang jadi berantam kita," kata dia.
Tapi Edy Rahmayadi terus menyakinkan Ijeck dan akhirnya Ijeck menuruti permintaan dirinya Ketua partai politik di Sumut dan memilih menjadi Ketua DPD Golkar Sumut.
"Enggaklah Ijeck aja. Kita kan udah kaya suami istri mana ada yang misahkan kita," kata Ijeck menirukan jawaban Edy. Sembari waktu berjalan, Ijeck menjadi Ketua DPD Golkar. Namun, tidak diketahui alasan persis Edy Rahmayadi kerap menyindir Partai Golkar di depan umum belakangan ini.
Hal ini, membuat kedua pemimpin tertinggi di Sumut itu dinilai hubungannya tidak harmonis. Apa menjadi perhitungan dan prediksi Ijeck menjadi kenyataan. Dia juga membantah ada permasalahan pribadi dengan Edy Rahmayadi saat ini.
Ijeck mengatakan sadar diri, bila ada kesalahan harusnya ditegur, bukan mendapatkan sindiran di muka publik. "Ini maksud saya dalam politik kita tidak harus memutuskan silaturahmi. Jangan gara-gara urusan dunia kita putus silaturahmi. Karena kita dalam islam silaturahmi itu yang paling dibenci kalau kita putuskan," ujar Ijeck.
Ijeck mengatakan terjun di dunia politik bukan menjadi cita-cita dalam kehidupan dirinya. Melainkan rayuan dan ajakan dari Edy Rahmayadi. Ia hanya bercita-cita sebagai pengusaha yang sukses dan dapat membantu orang lain.
"Karena cita-cita saya bukan berpolitik, tapi cita-cita saya jadi pengusaha sukses punya banyak uang untuk membantu orang lain. Karena saya ingin lebih sukses dari orang tua saya. Tapi ini sudah takdir (terjun dunia politik)," ucapnya.