Sikap Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) yang disampaikan Ketua Umum Partai Golkar yang menunda deklarasi calon presiden (Capres) pada tahun 2023 memunculkan tafsir politik yang menarik.
Selain menarik, keputusan menunda Capres menandakan kerumitan, karena KIB adalah yang paling awal deklarasi ketimbang koalisi lainnya.
Pandangan politik itu disampaikan Direktur Eksekutif Arus Survei Indonesia (ASI) Ali Rif'an, Senin pagi (17/10/2022). Analisa Ali Rif'an, sampai hari ini belum ada sinyal siapa yang akan diusung sebagai Capres KIB.
"Kendati KIB membentuk fatsun politik atau program untuk koalisi. Jangan salah ini Pilpres," demikian Ali Rif'an mengingatkan.
Lebih lanjut, mahasiswa Doktor ilmu politik Universitas Indonesia ini menjelaskan bahwa untuk kontestasi pemilihan presiden (Pilpres), mengusung seorang figur Capres sangatlah penting.
Argumentasi mantan Manajer Riset Poltracking ini, di Indonesia kecenderungan politiknya, masyarakat secara emosional kedekatannya lebih kepada figur ketimbang partai.
Hasil riset terbaru ASI, diungkap Ali Rif'an, data masyarakat terhadap figur id mencapai 30 persen lebih, sedangkan terhadap partai (party id) hanyalah 13 persen.
Atas dasar itu, ia menyarankan agar KIB segera mendeklarasikan sosok Capres yang akan diusung. "Mau enggak mau harus bicara figur. Kalau mau menang harus mengusung dan menentukan Capres," pungkas Ali Rif'an.