Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto menilai bahwa partai politik yang tergabung dalam koalisi untuk menghadapi pemilu presiden tahun 2019 yang terbentuk pada menit-menit terakhir rentan tidak solid.
Hal tersebut, kata Airlangga, merupakan salah satu pelajaran penting dari pengalaman Golkar selama ini dalam proses pembentukan koalisi.
"Berdasarkan pengalaman Partai Golkar itu, kami sudah mengikuti dan pembentukan koalisi di menit-menit terakhir itu tidak diikuti dengan soliditas daripada koalisi itu sendiri," kata Airlangga, Selasa (11/10/2022).
Efek koalisi pada menit terakhir, menurutnya, membuat kerja-kerja koalisi tidak akan optimal. Karena itu, para senior Partai Golkar meminta Golkar agar membentuk koalisi lebih awal sehingga Golkar bersama PAN dan PPP berhasil membentuk Koalisi Indonesia Bersatu (KIB).
"Berdasarkan pengalaman mulai dari Pemilu 2004, 2009, 2014, yang terakhir 2019, Golkar dalam pandangan dengan para tokoh senior Golkar itu meminta agar persiapan itu lebih awal," ujarnya.
Menurut Airlangga, persiapan lebih awal tersebut mencakup banyak hal mulai dari visi-misi hingga kerja sama antara partai dalam koalisi, bukan banyak di level DPP saja, tetapi juga di daerah baik itu tingkat provinsi dan kabupaten/kota.