NasDem menyiapkan tiga sosok untuk menjadi calon wakil presiden (Cawapres) mendampingi Anies Baswedan. Mereka adalah Jenderal Andika Perkasa, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), dan Khofifah Indar Parawangsa. Dari tiga nama itu, siapa yang paling berpeluang?
Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia (PPI), Adi Prayitno, menyebut AHY memiliki peluang paling besar untuk diusung menjadi cawapres. Kemudian disusul Andika dan Khofifah.
"Jika dirangking secara kalkulatif dari berbagai aspek, mestinya AHY lebih diunggulkan dan dinilai realistis jadi pendamping Anies, lalu Khofifah, dan Andika," kata Adi, dikutip Sabtu (1/10/2022).
Menurutnya, ada tiga modal penting yang dimiliki oleh AHY. Seperti posisi sebagai Ketua Umum (Ketum) Partai Demokrat (PD), dan berlatar belakang militer.
"Pertama, AHY punya elektabilitas melampaui Khofifah dan Andika. Kedua, AHY ketum partai yang bisa menggenapi koalisi NasDem dengan PKS. Bahkan Demokrat jadi kunci. Tanpa demokrat koalisi ini sulit terwujud. Kurang satu partai lagi untuk menggenapi ambang batas presiden 20 persen. Ketiga, AHY punya latar belakang militer," ucap Adi.
Namun menurut Adi, dinamisnya politik membuat dua calon lain tidak kehilangan peluang. Khofifah dan Jenderal Andika pun dinilainya memiliki peluang untuk diangkat jadi cawapres dari Anies Baswedan dengan beberapa pertimbangan.
"Ada pertimbangan lain yang kerap jadi variabel penting pemilihan cawapres. Termasuk pertimbangan politik. Misalnya, AHY belum pernah jadi pejabat publik. Secara teroteri AHY tak punya basis politik dominan. Termasuk kekhawatiran NasDem dan PKS andai AHY jadi wakil Anies yang banyak dapat cottail effect justeru demokrat, bukan NasDem dan PKS," katanya.
Adi menilai Khofifah memiliki keunggulan merupakan politikus senior, dan memiliki rekam jejak sebagai pejabat politik. Selain itu, Khofifah juga dinilainya bisa merepresentasikan Nahdlatul Ulama (NU) yang memiliki basis massa besar.
"Nama khofifah masuk radar cawapres Anies selain AHY. Khofifah politisi senior berpengalaman, gubernur yang punya basis konstituen kuat di Jatim, mewakili figur perempuan, dan tokoh muslimat NU. Dalam konteks ini NasDem dan PKS jauh merasa lebih aman dari segi cottail effect ketimbang usung AHY," ucapnya.
"Meski begitu khofifah punya double kelemahan. Yakni, elektabilitas yang masih rendah dan tak punya partai," katanya.
Sementara itu Jenderal Andika dinilai Adi memiliki keunggulan karena berlatar belakang militer. Selain itu, Andika bisa memikat parpol pendukung pemerintah saat ini.
"Sementara Andika masuk nominasi NasDem karena Andika juga merepresentasikan figur militer. Posisinya sebagai Panglima TNI tentu punya magnet dan jejaring kuat secara teroteri melampaui AHY." katanya. Andika juga bisa mencuri perhatian parpol pendukung pemerintah untuk bisa bergabung dengan poros ini," ucapnya.
"Seperti Khofifah, Andika elektabilitas rendah, tapi punya potensi naik jika menyatakan siap maju, dan tak punya partai," katanya.