Founder lembaga survei KedaiKOPI Hendri Satrio atau Hensat menilai duet Prabowo Subianto dan Joko Widodo (Jokowi) tidak boleh terjadi di Pilpres 2024. Hensat mengutarakan sejumlah argumen analisisnya.
Hensat menyebut Prabowo 'ambil untung' elektoral jika memilih Jokowi untuk mendampinginya sebagai calon wakil presiden (cawapres).
"Ini duet Prabowo-Jokowi menurut saya demi demokrasi dan demi kaderisasi serta keberlangsungan demokrasi Indonesia tidak boleh terjadi. Kalau Pak Prabowo masih mau maju ya maju aja, tapi jangan take an advantage dari elektoralnya Pak Jokowi," kata Hensat kepada wartawan, dikutip Jumat (30/9/2022).
Hensat mengatakan keputusan memilih Jokowi sebagai cawapres seolah-olah Prabowo menghalalkan segala cara. Dia mengingatkan hal ini merupakan langkah yang tak tepat.
"Kemudian seolah-olah menghalalkan segala cara gitu bahkan meminta presiden dia, atasan dia saat ini menjadi bawahannya, akan menjadi wakilnya. Menurut saya nggak tepat juga kalau Pak Prabowo melakukan hal itu," kata dia.
Di sisi lain, Hensat meyakini Jokowi juga tak akan menurunkan versinya dengan melanjutkan periode kekuasaan dengan duduk di kursi cawapres. Hensat menilai langkah itu bakal mencoreng perjalanan karir politik Jokowi.
"Sampai hari ini saya yakin Pak Jokowi tidak berminat untuk men-downgrade dirinya dari presiden menjadi wakil presiden. Selain bukan saja bertentangan dengan UUD 1945, tapi itu juga pasti akan membuat catatan yang tidak baik di sejarah dan tentu saja mencoreng karier politik dia yang gilang-gemilang," ujarnya.
"Saya yakin 2024 adalah waktu yang tepat Pak Jokowi untuk turun, soft landing, dengan menorehkan tinta emas dengan pembangunan-pembangunan dia yang berhasil, termasuk infrastruktur, dan lain-lain," kata dia.
Terlebih, menurut dia, skema duet ini tak menjamin bakal memenangkan Pilpres 2024. Hensat berharap pihak-pihak yang menghendaki duet ini terwujud agar tak ambil langkah yang kian serius.
"Jadi jangan disangka Prabowo-Jokowi itu bisa menang juga melawan yang lain kan kalau kemudian nekat ngelawan undang-undang dan akhirnya maju gitu kan, belum tentu menang juga. Jadi menurut saya ini tidak boleh terjadi pasangan Prabowo-Jokowi dan bagi pihak-pihak yang menginginkan ini mohon dengan segala hormat dihilangkan ide-ide atau keinginan untuk mewujudkan Prabowo Jokowi," ujarnya.