Tolak ukur kualitas demokrasi dalam Pemilu dan Pilpres 2024 tidak cukup hanya dilihat dari tingginya angka parisipasi pemilih. Menurut Sekjen Sekretariat Kolaborasi Indonesia (SKI) Raharja Waluya Jati, kualitas demokrasi juga harus diukur dari substansi perdebatan dalam Pemilu dapat merefleksikan keinginan rakyat.
“Hal itu untuk mendapatkan jaminan peri kehidupan yang lebih baik di masa depan,” kata Jati saat peluncuran Posko Saksi Demokrasi di Desa Kertosono, Banyuurip, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah, seperti dikutip dari keterangan pers diterima, Senin (26/9/2022).
Jati berharap, Posko Saksi Demokrasi yang dibentuk kelompoknya dapat mengumpulkan aspirasi rakyat. Tujuannya, agar rakyat bisa ambil bagian secara langsung dan aktif dalam proses demokrasi.
“Selama ini terdapat keprihatinan bahwa proses demokrasi yang ada belum mampu memperjuangkan perikehidupan rakyat sendiri. Padahal, sesuai dengan garis konstitusi, demokrasi Indonesia seharusnya menjadi alat untuk menjamin terlaksananya perikemanusiaan dan peri keadilan,” turur Jati.
Jati memastikan, hadirnya posko ini dapat mengembangkan suatu prakarsa demokrasi yang melibatkan rakyat sejak dalam pencarian sosok yang dapat memimpin bangsa di masa depan.
“Posko Saksi Demokrasi sebagai salah satu jalan untuk meraih kembali cita-cita luhur kemerdekaan,” yakin Jati.
Jati mendorong, hadirnya Posko Saksi Demokrasi agar rakyat tidak berposisi netral dalam menggunakan hak pilihnya, khususnya pada saat berlangsungnya Pemilu atau Pilpres.