Reaksi terhadap berbagai pernyataan Gubernur Sumatera Utara Edy Rahmayadi yang belakangan kerap menyindir Partai Golkar mulai muncul dari kalangan eksternal partai. Kali ini reaksi muncul dari mantan Ketua Umum Pengurus Pusat Himpunan Mahasiswa Al Washliyah (PP HIMMAH), Aminullah Siagian.
Ia sangat menyayangkan sikap Edy Rahmayadi yang belakangan ini justru kerap memicu kegaduhan lewat perkataannya. Padahal secara langsung, ia sendiri dinilai sebagai pemimpin yang tidak mampu mewujudkan visi dan misinya membawa Sumut Bermartabat.
"Sedih saya, Gubernur kita tidak punya visi, sibuk berbuat gaduh dan kerap berbicara yang mengganggu urusan orang lain. Gubernur itu kan harusnya bicara target pembangunan, pengentasan kemiskinan, pendidikan dan kesehatan murah yang berkualitas dan hal strategis lainnya," kata Aminullah, dikutip Jumat (23/9/2022).
Aminullah mengaku khawatir jika aksi-aksi Edy Rahmayadi ini tidak hanya menyangkut kepentingan politiknya, namun karena mengalami kekhawatiran karena tingginya tensi politik jelang Pemilu 2024.
Sebab, menurutnya, Edy Rahmayadi merupakan sosok yang memulai membully Partai Golkar dengan menyebut mereka sebagai pendukung ecek-ecek dan selalu berpikiran negatif terhadapnya.
Namun di sisi lain, ia justru yang mengaku trauma bertemu dengan ‘kuning’ yang diyakini merupakan sindiran kepada partai yang di Sumatera Utara kini di bawah pimpinan Musa Rajekshah selaku wakil dari Edy Rahmayadi.
“Gubernur Edy saat ini seperti sedang mengalami kekhawatiran tinggi sehingga menyerang siapapun yang berbeda pandangan politik terhadap beliau. Tentu ini tidak baik dan bukan contoh pemimpin jika melakukan hal tersebut. Beliau perlu pendampingan psikiater agar nyambung antara perbuatan dengan pembicaraan,” paparnya.
Memang, ungkapan-ungkapan Edy Rahmayadi tersebut kerap memicu tawa peserta di mana ia berbicara. Akan tetapi hal ini menurutnya seperti rindu yang salah alamat.
“Dulu masyarakat sor mendengar Gubernur Syamsul Arifin berpidato karena pasti lucu, tapi sekarang orang sor melihat Gubernur Edy berpidato karena penasaran siapa lagi yang mau disindirnya. Ya lucu juga, ke mana-mana selalu pidato ngaku mantan Pangkostrad tapi malah ngaku dibully dan trauma pula," tutup Aminullah.