Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan menegaskan, sebagai bangsa yang telah lama merdeka, Indonesia mutlak memerlukan peta jalan yang jelas agar bisa jadi bangsa yang maju dan produktif.
"Dunia yang penuh ketidakpastian, yang melanda kita ini, oleh karena itu Indonesia harus punya arah. Agar jadi bangsa yang produktif, bangsa yang maju, perlu peta jalan, perlu arah, perlu visi dan misi," elas Zulkifli Hasan didampingi Ketum Golkar Airlangga Hartarto dan Ketum PPP Suharso Manoarfa saat menghadiri launching visi dan misi Koalisi Indonesia Bersih (KIB) di Hotel Shangrila, Surabaya, Jatim Minggu (14/8/2022).
Ketua Umum yang akrab disapa Zulhas ini menjelaskan bahwa tetap terdapat ruang dialog bahkan berdebat dalam visi dan misi KIB ini. Selama itu demi kebaikan bangsa.
Maka dari itu, Zulhas pun memastikan KIB akan mengusung politik cerdas yang gandrung dengan ide dan gagasan. "Apa yang kami sampaikan mungkin belum sempurna, oleh karena itu silahkan kita boleh bertengkar, tapi soal gagasan, soal pikiran, bertengkar agar Indonesia lebih baik lebih maju. Bukan bertengkar identitas, bukan bertengkar individu apalagi agama," ucapnya.
Terakhir, Zulkifli Hasan juga menyebut, syarat sebuah negara menjadi negara maju salah satunya adalah mandiri dan berdaulat di bidang energi dan pangan.
"Pak Airlangga tadi mengatakan kita harus menjadi bangsa yang maju pada 2035 mendatang. Dan saya ingin tegaskan bahwa tidak ada negara maju tanpa berdaulat energi, tidak ada negara maju tanpa berdaulat pangan," katanya.
Perlu diketahui, pada hari ini tiga parpol KIB yakni PAN, Golkar, dan PPP menggelar pertemuan akbar sekaligus melaunching visi dan misi KIB untuk pilpres 2024 di Surabaya.
Ketua DPW PAN Jawa Timur Ahmad Rizki Sadig memastikan pertemuan hari ini hanya membahas visi dan misi KIB. "Hanya melaunching visi misi KIB, chapter ini baru seputar visi misi,” jelas Rizki Akan tetapi Rizki memastikan ini merupakan agenda penting KIB karena merupakan penegasan bahwa KIB konsisten dengan politik gagasan.
"Kami ingin tunjukkan bahwa KIB siap dengan gagasan dan ide, bukan semata berkoalisi untuk kepentingan pemilu, lebih dari itu kami juga memikirkan visi dan misi jangka panjangnya. Bahkan kami undang para cendikiawan dan akademisi untuk mengujinya," kata Rizki.