Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Indonesia percaya diri bahwa nasib partai baru di Pemilu 2024 akan lebih baik dibandingkan pada Pemilu 2019.
Pernyataan itu disampaikan Ketua Bidang Pemenangan (Bapilu) Partai Gelora Indonesia Rico Marbun, seperti dilansir Kantor Berita RMOL, Minggu (14/8/2022).
Menurut Rico, partai-partai baru seperti Partai Gelora nantinya tidak hanya sekadar lolos elektoral atau ambang batas parlemen (parliamentary threshold) 4 persen, tapi juga akan memberikan kejutan-kejutan.
"Bukan hanya lolos elektoral saja, tapi bisa jadi akan memberikan kejutan di Pemilu 2024," kata Rico Marbun.
Menurut Rico, kondisi Pemilu 2024 berbeda dengan Pemilu 2019 lalu, yang tidak ada satu partai baru pun yang lolos ke Senayan, karena tidak ada situasi krisis berlarut.
"Itu karena di 2019 tidak ada krisis ekonomi, tidak ada Covid-19 dan tidak ada ancaman perang dunia. Tetapi semua itu, ada menjelang Pemilu 2024," katanya.
Rico Marbun yang juga Direktur Eksekutif Lembaga Survei Median ini mengatakan, perasaan publik saat ini sangat tertekan akibat krisis berlarut.
"Perasaan publik menyatakan 80 persen tertekan dengan situasi ekonomi sekarang. Bahkan dalam 2 tahun belakangan ini perasaan buruk, perasaan stres, perasaan marah, dan perasaan gundah yang dimiliki oleh publik itu selalu lebih besar daripada perasaan positif," ungkapnya.
Artinya, kata Rico, publik memiliki keresahan luar biasa terhadap situasi dan kondisi sekarang, sementara pemerintah seperti tidak memiliki solusi dan tidak tahu apa yang akan dilakukan.
Kondisi itu, dijelaskan Rico membuka peluang bagi partai baru berpeluang menggantikan kepemimpinan lima tahunan.
Rico menambahkan, tekanan ekonomi yang di alami masyarakat sekarang membuka peluang bagi partai baru untuk memenangi Pemilu 2024.
"Partai lama bisa saja teringkir di Pemilu 2024, karena mereka telah dianggap gagal. Ancaman krisis ekonomi, Covid-19 dan perang dunia itu nyata, bisa mempengaruhi pilihan publik terhadap partai politik di Pemilu nanti," pungkasnya.