Direktur Eksekutif Indo Strategic Akhmad KhairBErul Umam berpendapat bahwa Ganjar mewakili karakteristik keberlanjutan dari kepemimpinan Jokowi. Kendalanya, kata Umam ia adalah figur yang bukan pemegang kekuatan utama.
“Ada dinamika yang cukup serius dan kritis terhadap Ganjar yang berimplikasi apakah Ganjar akan diusung atau tidak oleh PDIP,” demikian kata Umam dalam Diskusi publik yang diselenggarakan oleh Lingkar Diskusi Indonesia (LiDI) di Bakoel Koffie, Rabu (10/8).
Menurutnya, potensi Ganjar maju di Pilpres 2024 bisa melalui beberapa skema. Diantaranya skema dengan tetap berada di PDIP. Meski demikian, PDIP harus mempertimbangkan. Sebab, Ganjar saat maju Gubernur periode kedua elektabilitasnya tidak ada gap yang signifikan dengan pasangan Sudirman Said dan Ida Fauziah.
"Gap-nya hanya sekitar 6.8 persen. Elektabilitas Ganjar saat itu tidak berarti, kemenangannya justru melalui mesin partai yaitu PDIP yang menjadi penentu kemenangan Ganjar pada saat itu,” tambah Umam.
Dalam pandangan Umam, Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) bisa jadi kendaraan alternatif politik yang membawa Ganjar masuk ke kontestasi pemilu 2024. Karena dalam Rakernas II PDIP beberapa waktu yang lalu ada statement keras dari Megawati yang membuat Ganjar set back.
“Kedepan menurut saya Ganjar tetap berada di PDIP, jika ada dinamika dalam internal PDIP itu harus diselesaikan, ini yang pertama, yang kedua Ganjar harus mengukur diri. Lingkaran Puan Maharani cenderung ingin mengusung Puan karena Puan sudah memupuk mesin partai sejak lama,” tegas Umam.
Menurutnya, Puan memiliki kans yang cukup baik karena pemilih PDIP adalah Soekarnois. “Saya harap Mba Puan tetap menggenjot elektabilitas dan mengkonsolidasikan struktur partai untuk elektabilitas tersebut,” pungkasnya