Utak-atik koalisi Partai Politik kembali mengemuka. Teranyar, soal langkah yang akan diambil Partai Keadilan Sejahtera (PKS) untuk bekerjasama dengan parpol lannya.
Direktur Lembaga Kajian Politik Nusakom Pratama Ari Junaedi menilai, wajar jika akhirnya Partai Keadilan Sejahtera (PKS) berkoalisi dengan Partai Nasdem dan Demokrat untuk Pemilu Presiden (Pilpres) 2024.
Menurut dia, dibandingkan partai-partai lain, kongsi Nasdem dan Demokrat menjadi pilihan yang paling realistis bagi PKS untuk bergabung.
"Tentu pilihan yang paling realistis adalah bersatu dengan barisan Demokrat-Nasdem," kata Ari seperti dilansir Kompas.com, Senin (1/8).
Justru, kata Ari, yang janggal adalah PKS yang semula hendak bergandengan dengan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB). Sebabnya, massa pendukung kedua partai sangat diametral.
Yang juga tak mungkin bekerja sama dengan PDI Perjuangan, lantaran kultur poltik keduanya sangat berbeda.
Sementara, Partai Golkar, Partai Amanat Nasional (PAN), dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP) sudah lebih dulu membentuk kongsi bernama Koalisi Indonesia Bersatu (KIB).
"Yang paling memungkinkan memang PKS bertandem dengan Demokrat karena kesejarahannya di pilpres-pilpres sebelumnya," ucap Ari.
Jika pada akhirnya Nasdem, Demokrat, dan PKS benar-benar berbesan, Ari memprediksi, ketiganya akan mengusung Anies Baswedan dan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) sebagai pasangan calon presiden dan wakil presiden.
Sebagaimana diketahui, Anies Baswedan menjadi salah satu dari tiga nama calon presiden yang diusulkan Partai Nasdem.
Gubernur DKI Jakarta itu bersanding dengan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dan Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa.