Sikap politik yang diambil elite partai belakangan ini diduga mengakibatkan peluang koalisi antara Partai Nasdem dengan PDI Perjuangan seolah-olah menjadi tertutup.
Direktur Survei dan Polling Indonesia (SPIN), Igor Dirgantara mengurai bahwa sikap politik yang dimaksud itu adalah masuknya nama Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dalam rekomendasi calon presiden dari Nasdem.
"Itu karena Nasdem memasukkan juga nama Ganjar Pranowo. Sebenarnya Bu Mega (Ketum PDIP) kan enggak percaya survei," ujarnya dilansir dari Kantor Berita Politik RMOL, Jumat (22/7).
Menurutnya, jika Nasdem ingin membentuk koalisi Pilpres 2024 bersama PDIP, keputusan rapat kerja nasional (Rakernas) pada 17 Juni 2022 lalu yang menghasilkan 3 nama bakal calon presiden (bacapres), dan salah satunya adalah Ganjar, adalah tidak tepat.
Lebih lanjut, jika dari pihak Nasdem memahami etika, maka selayaknya Nasdem harus komunikasi dulu ke Megawati Soekarnoputri kalau ingin menyebut nama Ganjar.
Meski hingga hari ini PDIP tidak menyampaikan figur kader yang akan diusung sebagai calon presiden (Capres) di Pilpres 2024 nanti, Igor meyakini Puan Maharani yang kini menjabat sebagai Ketua DPR RI merupakan pilihan Megawati.
"Potensinya Puan dicalonkan PDIP (di Pilpres 2024) itu lebih kuat daripada Ganjar. Karena sekarang yang diberi tugas untuk melakukan safari politik itu Puan Maharani. Di situ komunikasi akan terjalin," kata dosen Universitas Jayabaya ini.
Atas alasan itu, Nasdem perlu mengganti rekomendasi Ganjar tersebut dengan Puan Maharani. Sehingga peluang untuk berkoalisi dengan PDIP terbuka kembali.
“Walaupun nanti enggak kepilih (jadi capres) untuk diusung, itu Bu Mega senang karena bukan Ganjar," demikian Igor menambahkan.