Hasil survei Akar Rumput Strategic Consulting (ARSC) menyatakan bahwa publik merasa puas dengan kinerja Presiden Joko Widodo. Dimana, mayoritas publik ini adalah responden dalam survei.
Namun, kepuasaan atas kinerja Jokowi tersebut tidak lantas membuat isu perpanjangan masa jabatan presiden, dan isu pencalonan Jokowi menjadi cawapres di Pilpres 2024, disetujui publik.
Dalam rilis survei opini publik bertajuk "Titik Tengah Demokrasi Indonesia Menuju Pemilu 2024", yang digelar virtual itu, Peneliti ARSC, Bagus Balghi, menyajikan angka terkait responden yang tidak ingin Presiden Jokowi memperpanjang masa jabatan, Rabu (20/7).
"Dalam survei ini kami menanyakan responden, apakah setuju dengan usulan perpanjangan jabatan presiden? Mayoritas menjawab tidak setuju, 71,2 persen. Sedangkan yang setuju 21,6 persen," ujar Bagus dilansir dari Kantor Berita Politik RMOL.
Bagus menyebutkan, penolakan masyarakat terhadap isu perpanjangan masa jabatan Presiden Jokowi menjadi 3 periode berbanding terbalik dengan tingkat kepuasaan publik terhadap Jokowi.
"Masyarakat cenderung puas terhadap upaya pemerintah dalam penanganan pandemi Covid-19 dan pemulihan ekonomi 58,9 persen. Demikian pula dengan kepuasan terhadap kinerja pemerintah Jokowi periode kedua relatif tinggi 56,3 persen," paparnya.
Selain itu, penolakan terhadap isu perpanjangan masa jabatan presiden, mayoritas responden di survei ini juga tidak setuju jika Jokowi dicalonkan menjadi cawapres di Pilpres 2024.
"Setuju atau tidak wacana Jokowi menjadi cawapres? Ada 63,6 persen tidak setuju, dan yang setuju hanya 27,9 persen," ungkap Bagus.
"Jadi kesimpulannya, mayoritas masyarakat tidak setuju dengan perpanjangan masa jabatan, dan wacana pencalonan sebagai cawapres," tambah Bagus.
Survei ASRC kali ini digelar dengan metode wawancara via telpon pada 21 Juni hingga 5 Juli 2022. Jumlah populasi sampel dalam survei ini mencapai 1.225 orang dengan metode multistage random sampling. Adapun margin of error 2,8 persen dan tingkat kepercayaan 95 persen.