Publik beranggapan bahwa Gerindra dan PKB bakal mengusung duet Prabowo-Cak Imin untuk Pemilu 2024 mendatang.
Hal tersebut terlihat ketika Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto tampak lengket dan mesra dengan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dengan menghadiri berbagai acara Nahdlatul Ulama (NU) yang diselenggarakan PKB.
Pengamat politik dari Universitas Al Azhar Indonesia Ujang Komarudin berpendapat, tidak menutup kemungkinan Prabowo bakal bersanding dengan Cak Imin untuk 2024 mendatang. Pasalnya, PKB tidak mungkin mengusung tokoh lain selain Cak Imin untuk maju dalam Pilpres 2024 mendatang.
"Ya kalau semakin lengket, semakin ketemu chemisrtynya. Karena bagaimanapun rumusnya kalau Gerindra mengusung Prabowo maka PKB pasti Cak Imin, tidak mungkin Cak Imin diganti Khofifah, kalau Gerindra ingin berkoalisi dengan Gerindra dia kan satu paket. Kalau Gerindra paketnya Prabowo kalau PKB ya Cak Imin, oleh karena itu ya kita lihat saja nanti.,” kata Ujang dilansir dari Kantor Berita Politik RMOL, Senin (18/7).
Direktur eksekutif dari Indonesia Political Review ini berpendapat, PKB dan Gerindra sudah cukup memenuhi ambang batas presiden 20 persen untuk mengusung capres dan cawapres.
"Sehingga, kedua partai politik tersebut tidak perlu pusing untuk berkoalisi dengan partai lain dan mengusung tokoh di luar partai. Ini kan antisipasi dari saat ini ketika Prabowo tidak mendapatkan dukungan dari partai lain, maka dari PKB juga sudah cukup dengan mengusung capres dan cawapresnya sendiri,” katanya.
Lebih lanjut, tidak menutup kemungkinan Gerindra dan PKB mengusung duet Prabowo-Cak Imin, namun dia mengingatkan bahwa saat ini seluruh kandidat capres dan cawapres elektabilitasnya masih di bawah 50 persen, sehingga masih banyak peluang untuk memutuskan berkoalisi dan menentukan pasangan calon untuk 2024 mendatang.