Mantan Wakil Presiden RI Jusuf Kalla (JK) mengatakan, partai papan tengah bakal mengambil peran penting di pemilihan presiden (Pilpres) tahun 2024 mendatang.
Menurut mantan Ketua Umum Partai Golkar ini, bukan partai-partai besar yang berperan karena dampak dari presidential threshold atau ambang batas pencalonan presiden 20 persen kursi di parlemen.
"Saya katakan yang mengambil peranan nanti bukan partai besar, tetapi partai menengah," ujar JK dalam seminar kebangsaan di acara Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Partai Nasdem, Ball Room Hotel Sultan, Jakarta, Kamis (16/6).
Faktanya, kata JK, parpol harus memenuhi syarat presidential threshold 20 persen kursi di parlemen jika ingin mengajukan pasangan capres-cawapres di Pilpres 2024.
Hal ini merupakan amanat dari Pasal 222 UU Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilu yang menjadi landasan hukum penyelenggaraan Pemilu Serentak 2024.
Sementara di lain pihak, kata JK, terdapat kondisi faktual partai papan atas tidak memiliki figur yang mempunyai elektabilitas yang tidak.
"Walaupun dia partai mendekati 20 persen, dia butuh sistem pasangan yang cukup dan suatu partai yang bisa mencukupi lagi. Karena itulah, peranan partai menengah sangat penting dalam kondisi ini. Akan menentukan siapa yang menjadi calon justru bukan partai besar, tapi partai menengah," jelas dia.
Apalagi, kata JK saat ini banyak tokoh yang memiliki elektabilitas tinggi tetapi tidak mempunyai kendaraan politik.
Karena itu, tutur dia, peranan partai menengah besar untuk menjadi penyatu antara koalisi partai yang memenuhi syarat presidential threshold dan tokoh dengan elektabilitas tinggi.
"Jadi bagaimana menggabungkan dua hal ini, elektabilitasnya tinggi, partainya cukup. Inilah justru karena itu saya katakan yang mengambil peranan nanti bukan partai besar, tapi partai menengah," pungkas JK.