Jakarta. Kader-kader Partai Golkar harus mengedepankan politik persatuan dan kemajuan dalam menatap kontestasi Pemilu Serentak 2024. Bukan politik pecah belah atau politics of fear.
Begitu dikatakan Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto dalam acara pembukaan Executive Education Program for Young Political Leaders Angkatan 7 sekaligus peluncuran Aplikasi Golkar Institute Training App, di Kantor DPP Partai Golkar, Slipi, Jakarta, Senin (13/6).
"Banyak cara untuk menang. Tapi cara yang tidak baik (adalah) cara membelah. Contoh, di Amerika pun dibelah. Dan itu sampai sekarang tidak selesai," ujar Airlangga.
“Membelah itu syaratnya adalah ekstremisme. Dan ekstremisme itu adalah pendekatan ketakutan ataupun intimidasi dari masyarakat. Politik pecah belah adalah politik fear yang dimainkan. Oleh karena itu kita tidak ingin politik fear yang dimainkan. Tetapi, politik yang optimis politik kemajuan,” lanjutnya.
Airlangga menyampaikan tentang pentingnya kepemimpinan yang dibangun atas dasar kerjasama, bukan kepemimpinan yang saling menjatuhkan. Hal itu, dicerminkan Partai Golkar saat membentuk Koalisi Indonesia Bersatu bersama PAN dan PPP.
Dijelaskan Menko Bidang Perekonomian ini, Partai Golkar sifatnya inklusif. Oleh karena itu Partai Golkar merekrut, bekerja sama dengan partai lain, seperti dengan PAN dan PPP.
"Artinya apa, kita membuat kepemimpinan yang bisa bekerja sama. Bukan kepemimpinan yang saling menjatuhkan. Kita tidak ingin politik bangsa ini malah dibelah hanya oleh kepentingan politik," terangnya.
"Nah, ini yang kita ingin bahwa politik kita adalah politik yang mempersatukan. Bukan politik yang membelah-belah," demikian Airlangga.