WHO kembali memberikan peringatan terkait pandemi COVID-19. Sejak kasus ini diduga pertama kali temukan pada akhir 2019 di Hubei, China, hingga saat ini belum menunjukkan tanda-tanda akan berakhir.
Meski beberapa perusahaan sudah membuat vaksin, penularan harian dan kematian masih terus terjadi termasuk di Indonesia.
WHO memperingatkan memasuki tahun kedua, bisa jadi pandemi COVID-19 semakin mengkhawatirkan terutama di bumi bagian utara. Hal ini diperparah dengan adanya varian baru virus corona yang menular lebih cepat.
“Kami akan memasuki tahun kedua (pandemi). Bahkan bisa lebih sulit mengingat dinamika transmisi dan beberapa masalah yang kami lihat,” kata Direktur Eksekutif WHO, Mike Ryan, dikutip dari Reuters, Kamis (14/1).
Tercatat kini jumlah kasus positif global mencapai 91,5 juta orang sejak pandemi dimulai. Sedangkan pasien meninggal hampir menyentuh 2 juta jiwa.
Ryan memaparkan, memang dalam dua minggu kebelakang ada sedikit kasus baru yang dilaporkan.
Tetapi WHO masih menyebut ada sekitar 5 juta kasus baru dilaporkan minggu lalu di dari beberapa negara. Hal ini diduga akibat masyarakat abai selama musim liburan.
“Di belahan bumi utara, khususnya di Eropa dan Amerika Utara, kami telah melihat badai musim dingin. Kerumunan sosial meningkat dan gabungan beberapa faktor lain telah mendorong peningkatan penularan di banyak negara," ucap Ryan.
Sementara Kepala Teknis WHO dalam penanganan COVID-19, Maria Van Kerkhove, mengatakan setelah musim liburan, bisa jadi penularan di sejumlah negara akan semakin memburuk.
“Saya khawatir kami akan tetap berada dalam puncak penularan. Lalu turun, kemudian naik dan turun. Kami (harap) dapat melakukannya dengan lebih baik,” kata Van Kerkhove.
Maka dari itu, Kerkhove menyerukan seluruh masyarakat agar tetap menjaga jarak.
"Semakin jauh, semakin baik. Pastikan Anda menjaga jarak itu dari orang-orang di luar rumah tangga dekat Anda," tutup dia.